Selasa, 21 Juni 2016

KEKUATAN CINTA !!. 

Ada kekuatan di dlm CINTA :
Orang yg sanggup memberikan cinta adalah orang yg Kuat didunia ini, 
krn ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan dirinya sendiri.

Ada kekuatan di dalam TAWA KEGEMBIRAAN :
Orang tertawa gembira adalah orang yg kuat, 
krn ia tdk pernah larut dengan Tantangan, Rintangan & cobaan.

Ada Kekuatan di dalam KEDAMAIAN : 
Org yg dirinya penuh damai bahagia adalah org yg kuat, Ƙarena ia tdk pernah tergoyahkan & tdk mudah diombang-ambingkan oleh keadaan.

Ada Kekuatan di dalam KESABARAN : 
org yg Sabar adalah orang yg kuat, Ƙareпa ia sanggup menanggung segala sesuatu & ia tdk pernah merasa disakiti.

Ada Kekuatan di dalam KEMURAHAN : 
Org yg murah hati adalah org yg kuat, Ƙareпa ia tdk pernah menahan mulut & tangannya untuk melakukan hal yg baik bagi sesamanya

Ada Kekuatan di dalam KESETIAAN : 
Org yg setia adalah org yg kuat, krn ia bisa mengalahkan nafsu & keinginan pribadi.

Dengan KESETIAAN-nya peduli kepada sesama.

Ada Kekuatan di dlm PENGUASAAN DIRI : 
Orang yg bisa menguasai diri adalah orang yg kuat, 
Ƙareпa ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian untuk tidak membalas dendam.

Sadarkah Anda , bahwa Anda juga punya KEKUATAN bersama TUHAN untuk mengatasi segala PERMASALAHAN dalam hidup ini ?

Dimanapun, seberat & serumit apapun juga, karena cobaan tak akan pernah dibiarkan melebihi KEKUATAN Anda.

Senin, 20 Juni 2016

LOMBA MEMOHON PADA TUHAN

MC: inilah 5 kontestan cilik perlombaan Memohon pada  Tuhan

Anak pertama: Aku minta permen sebakul *tepuk tangan

Anak no 2: Aku memohon di beri Pabrik permen *tepuk tangan lebih keras terdengar

Anak no 3: Aku meminta uang 10 juta dollar  *Tepuk tangan yg keras dan juri pun ikut tepuk tangan.

MC ke anak No 4: nak kalau kau meminta 100 jt dolar itu tidak ada bedanya dengan Anak ke 3 tadi, apakah kau punya permintaan yg lebih hebat?

Anak ke 4: ya, permintaanku adalah Tuhan aku minta di beri 3 permohonan.
MC : terus untuk apa 3 permohonan tersebut.

Anak ke 4: yg pertama aku meminta pabrik permen, yg kedua aku minta 10 juta dolar dan yang ke tiga aku meminta 3 permohonan lagi, dan begitu seterusnya.
*hampir semua penonton berdiri sambil bertepuk tangan dengan keras

MC: luar biasa, rasanya tidak akan ada yang mampu melebihi permohonan anak ini.

MC ke Anak ke 5: Hi nak, kamu dengar tadi permohonan anak yg ke 4, apakah kau yakin bisa mengalahkannya? , berapa banyak permintaanmu?

Anak ke 5: aku hanya punya satu permintaan Pak, bila aku harus memohon kepada Tuhan, aku hanya meminta untuk diberikan sebuah hati yang selalu terbenam dalam rasa Syukur.

BINGKISAN HINAAN

Suatu ketika di dekat Tokyo, hiduplah seorang Samurai yang cukup termasyur. Di masa tuanya, sang samurai ini memutuskan untuk mengajar falsafah Zen ke sejumlah anak muda di kawasan itu. Meskipun sudah cukup gaek, ketenaran sang samurai yang belum pernah terkalahkan membuatnya menjadi buah bibir di seantero Tokyo.

Suatu hari, seorang ksatria muda datang ke padepokan zen sang samurai tua itu. Ksatria pendatang ini terkenal memiliki teknik provokasi kelas wahid. Konon dalam setiap duel, sang ksatria akan melancarakan provokasi bertubi-tubi sehingga lawannya membuat serangan pertama. Segera setelah itu, diapun segera menghabisi lawannya dengan serangan balik super cepat.

Karena tekniknya itu, dalam setiap pertarungan Ksatria muda ini belum pernah terkalahkan. Kala mendengar ada seorang Samurai tua yang mempunyai reputasi serupa, Ksatria muda ini pun tidak menyianyiakan kesempatan untuk menjajal keampuhan tekniknya. Tak menunggu lama, diapun segera melayangkan surat tantangan ke padepokan Zen milik sang Samurai. Demi membaca surat tantangan itu, sang samurai pun mengurung diri dan berkontemplasi di dalam ruang meditasi.

Keesokan harinya, meskipun sempat ditentang oleh seluruh murid zennya, di luar dugaan sang Samurai menerima tantangan Ksatria muda ini. Berita pertarungan keduanya pun merebak di seantero kota. Dalam hitungan menit, masyarakat tampak sudah membanjiri alun-alun kota, tempat duel digelar.

Dengan pedang di pinggang, keduanya pun mulai menjaga jarak dan memasang kuda-kuda. Sang ksatria muda seakan tak ingin kehilangan moment, dan segera melancarkan teknik andalannya. Dia melempari sang samurai tua dengan batu, meludah ke arah wajahnya, bahkan menyumpahi seluruh leluhurnya.

Dia berupaya sekuat tenaga membuat sang Samurai terprovokasi. Namun sang Samurai tetap bergeming. Kuda-kudanya terlihat makin kokoh dan matanya tetap awas mengintai setiap gerakan ksatria muda itu. Melihat provokasinya tidak membuahkan hasil, sang ksatria muda meningkatkan intensitas serangannya. Bahkan provokasi-provokasi itu tetap ia lakukan meski waktu duel terus berjalan hingga berjam-jam lamanya.

Saat senja datang, keduanya tetap berdiri mematung dengan Ma ai (jarak serang) yang tidak berubah. Bahkan tidak sedikit warga kota yang meninggalkan arena duel yang mereka nilai membosankan itu. Hanya segelintir orang yang masih setia melihat pertarungan keduanya. Sejumlah kecil orang-orang tua dan tentu saja murid-murid zen sang Samurai.

Dengan nafas terengah-engah, sang Ksatria muda tampak lunglai. Cibiran yang terus dilontarkannya seakan menghisap seluruh tenaga dalam tubuhnya. Dengan langkah gontai dan hati dongkol, sang ksatria muda pun meninggalkan arena duel dengan terus menggerutu.

Murid-murid sang Samurai yang setia mengikuti duel ini pun mulai mengerumuni guru mereka dengan segudang pertanyaan di benak mereka. “Kenapa anda hanya diam saja? Kenapa tidak menghunuskan pedang? Meski tahu anda mungkin akan kalah dalam duel ini, setidaknya berbuatlah sesuatu. Jangan menunjukkan sikap pengecut seperti itu di hadapan kami..” keluh mereka.

Sang Samurai pun angkat bicara. “Jika seseorang memberi kalian bingkisan, dan kalian tidak menerimanya. Jadi milik siapa bingkisan itu?!” ucapan sang samurai yang keras itu bagai menggelegar di arena duel yang semakin sepi.

Senyap. Murid-murid Zen itu seketika diam dan hanya bisa saling menatap mata. Sejurus kemudian, salah seorang diantaranya memberanikan diri berucap, “Milik orang yang mengirim bingkisan itu.”

Mendengar ucapan itu, sang samurai pun kembali berucap. “Hal yang sama juga berlaku pada rasa iri, amarah maupun hinaan. Saat hal-hal semacam itu dilancarkan pada kalian, dan kalian tidak membalas dengan hal serupa, maka semua itu akan tetap menjadi milik orang yang melontarkannya..”

Minggu, 19 Juni 2016

KISAH RAJA ANGKUH & PENGEMIS

Seorang raja beserta pengiringnya berpapasan dgn seorang pengemis.
Sang raja menyapa pengemis ini,
“Apa yg engkau minta?”
Si pengemis berkata,
“Tuanku bertanya, seakan² anda mampu...”
Sang raja merasa tertantang,
“Tentu saja aku mampu!"
Jawablah si pengemis,
“Jangan Sembarangan berjanji, Tuan...”
Rupanya dia bukan sembarang pengemis.
Namun raja tidak merasakan hal itu.
Timbul rasa angkuh & tak senang pada diri raja,
“Apapun juga! Aku orang kaya-raya”
Si pengemis itu mengeluarkan mangkuknya,
“Tuanku tolong isi ini...”
Raja menjadi geram.
Segera ia memerintahkan bendahara u/ mengisi penuh mangkuk dgn emas!
Anehnya, emas dalam pundi² besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk.
Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian dll tlah habis dilahap mangkuk sedekah itu.
Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.
Akhirnya sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis.
Terbata² ia bertanya,
“Tolong jelaskan terbuat dari apakah mangkuk ini?”
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum,
“Mangkuk itu terbuat dari keinginan
manusia yg tanpa batas.
Itulah yg mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya.
Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman kala engkau menginginkan sesuatu.
Ketika akhirnya engkau tlah
mendapatkan keinginan itu,
smua yg tlah kau dapatkan itu,
seolah tidak ada lagi artinya bagimu.
Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yg masuk dalam mangkuk yg tak beralas itu.
Begitu saja seterusnya,
selalu kemudian datang keinginan baru.
Orang tidak pernah merasa puas.
Power tends to corrupt
(kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak).”
Raja bertanya lagi,
“Adakah cara u/ dpt menutup alas mangkuk itu?”
“Tentu ada, yaitu senantiasa merasa selalu BERSYUKUR.
Jika engkau pandai bersyukur,
Dan selalu rajin MEMBERI, maka akan semakin banyak rasa KEBAHAGIAAN yang kau dapatkan,ucap sang pengemis itu
"Mengucap syukurlah dalam segala hal"

Jika Kita Bisa Lebih Cepat

Jika Kita Bisa Lebih Cepat

Ada seorang anak muda dengan ayahnya, yang memiliki suatu lahan pertanian.
Beberapa kali dalam setahun mereka akan memanen hasil pertanian mereka,lalu memenuhi gerobak dengan sayur-sayuran dan pergi ke kota terdekat untuk menjual hasil produksinya.
Selain nama dan asal mereka yang sama, karakter dan tingkah laku mereka benar-benar jauh berbeda.
Sang ayah percaya dalam melakukan sesuatu hendaknya dinikmati. Lain halnya dengan anaknya, ia selalu tergesa-gesa, tipe orang yang ambisius.
Suatu pagi yang cerah, mereka mengikat seekor kerbau untuk menarik gerobak yang penuh dengan sayuran itu dan memulai perjalanan jauh. Sang anak berpikir jika mereka bisa jalan lebih cepat, terus-menerus setiap hari dan malam, mereka bisa sampai ke pasar di pagi berikutnya.
Maka ia terus memecut kerbau dengan tongkat, memaksa hewan itu untuk terus berjalan.
"Tenang saja, anakku," kata sang ayah. "Kamu akan hidup lebih lama."
"Tetapi jika kita sampai ke pasar lebih dulu dari yang lainnya, kita akan bisa menjual lebih banyak," bantah anaknya.
Tidak ada jawaban. Sang ayah menurunkan topinya untuk menutupi matanya lalu tidur di gerobak. Kesal dan geram, sang anak tetap memaksa kerbau untuk berjalan lebih cepat. Sifatnya yang keras kepala tidak setuju apa yang dikatakan ayahnya.
Empat jam dan 4 mil di perjalanan, mereka singgah di sebuah rumah kecil.
Sang ayah bangun, tersenyum dan berkata, "Ini adalah rumah pamanmu. Mari kita singgah dulu dan menyalaminya."
"Tetapi kita sudah kehilangan waktu 1 jam." keluh anaknya.
"Lalu, tidak masalah kan kalau kehilangan beberapa menit lagi. Adikku dan aku tinggal berdekatan, tetapi kita jarang saling mengunjungi," jawab ayahnya pelan.
Sang anak merasa gelisah dan menggerutu ketika 2 pria tua itu tertawa dan berbincang hampir 1 jam. Kemudian mereka melanjutkan perjalanannya, sang ayah menggantikan tugas anaknya menuntun kerbau.
Ketika mereka tiba di jalan bercabang, sang ayah menuntun kerbau itu ke kanan.
"Arah kiri kan lebih cepat," kata anaknya.
"Aku tahu, tapi jalan ini lebih indah." sahut ayahnya.
"Apakah ayah tidak menghargai waktu?" tanya anaknya tidak sabar.
"Oh, aku menghargainya sekali! Makanya, aku ingin melihat keindahan dan menikmati setiap detiknya."
Jalan yang berliku-liku menuntun mereka melewati padang rumput yang indah, bunga-bunga liar, dan ombak di pantai - di mana semuanya itu tidak dinikmati oleh anak muda itu. Ia gelisah, sibuk sendiri dan diliputi oleh kekhawatiran. Ia bahkan tidak menyadari betapa indahnya matahari tenggelam hari itu.
Senja tiba. Surya tenggelam menyinari padang gurun sehingga tampak lebih merah. Sang ayah menghirup aroma senja, mendengarkan bunyi air sungai mengalir, dan menarik kerbau ke tempat persinggahan. "Mari kita tidur disini," ajaknya.
"Ini adalah perjalananku terakhir yang kulakukan bersamamu," kata anaknya sambil marah. "Kau lebih tertarik untuk melihat matahari tenggelam dan menghirup wangi bunga daripada mencari uang!"
Ayahnya tersenyum. Beberapa menit kemudian, ia tertidur, sementara itu sang anak memandang langit yang penuh dengan bintang. Malam itu berlalu sangat pelan, dan ia tetap merasa gelisah.
Sebelum matahari terbit, anak muda itu dengan segera membangunkan ayahnya.
Mereka lekas naik gerobak dan melanjutkan perjalanannya. Sekitar 1 mil,mereka melihat seorang petani yg tidak mereka kenal berusaha untuk menarik gerobaknya dari selokan.
"Mari kita bantu dia." bisik ayahnya.
"Dan kehilangan beberapa waktu lagi?" bentak anaknya.
"Tenang, anakku... kau mungkin bisa mengalami hal ini sendiri. Kita butuh bantuan orang lain ketika kita memerlukannya, jangan lupakan hal itu."
Dengan pandangan marah, anak itu menuruti perkataan ayahnya.
Hari itu sudah hampir jam 8 ketika gerobak petani itu berhasil ditarik keluar dari selokan.
Tiba-tiba, sebuah percikan cahaya membelah langit.
Kemudian diikuti oleh bunyi geledek. Di belakang bukit-bukit, langit tampak hitam.
"Sepertinya akan turun hujan besar di kota," kata ayahnya.
"Jika kita bisa lebih cepat, dagangan kita mungkin sudah habis sekarang ini." gerutu anaknya.
"Tenanglah... kamu akan hidup lama. Dan kamu akan menikmati hidup lebih lama," nasihat ayahnya itu.
Hari itu sudah siang ketika mereka tiba di bukit untuk melihat kota tujuan mereka. Mereka berhenti dan melihat ke bawah cukup lama.
Tidak ada di antara mereka yang bicara. Akhirnya, anak muda itu menepuk pundak ayahnya dan berkata, "Aku mengerti apa yg kau maksud, ayah."
Mereka membalikkan gerobak dan mulai meninggalkan kota itu, kota yang dulu disebut Hiroshima.
(Billy Rose)
Dear Friend,
Semakin kini dunia,semakin kita dituntut untuk melakukan segala sesuatu lebih cepat, lebih keras dan lebih besar dari sebelumnya… dengan tekanan efisiensi dan efektivitas sebagai alasan utama dan desakan kebutuhan materi , manusia seringkali diperlakukan atau memperlakukan dirinya sebagai robot.
Kita sering belajar menjadi lebih cepat dan terburu-buru tapi jarang sekali belajar untuk menunggu,.. belajar membuat yg lebih besar dan bukan lebih baik…
Disinilah kita hidup dimana pencapaian materi sering mengorbankan segalanya termasuk prinsip-prinsip yg kita pegang teguh sebelumnya.
Mungkin indahnya bintang, deburan ombak juga sejuknya udara pegunungan serta merdunya kicauan burung adalah sesuatu hal yang biasa pada saat ini, tapi seiring dengan waktu yg berpacu dengan usia, dimana penglihatan dan pendengaran serta kondisi tubuh yang mulai melemah ,maka bisa jadi semua hal diatas akan berubah menjadi barang antik nan langka

Gobind V

Dalam Hidup Yang Tak Boleh Hilang

Dalam hidup yang tak boleh hilang:
1. Kehormatan
2. Kejujuran
3. Harapan
Jika Anda tidak memiliki uang & masih memiliki Kehormatan, maka bersyukurlah karena Kehormatan merupakan salah satu kekayaan yang masih berharga di mata orang lain.
Jika Anda telah kehilangan kehormatan & ingin memulihkannya, maka pergunakanlah Kejujuran untuk meraih Kehormatan kembali karena orang yang JUJUR adalah orang yang terhormat.
Jika Anda telah kehilangan Kehormatan karena ketidakjujuran, milikilah Harapan bahwa suatu saat mereka akan mengerti alasan dibalik semuanya itu.
Milikilah Harapan bahwa Anda bisa memperbaiki Kehormatan meski dengan susah payah.
Milikilah Harapan bahwa meski banyak orang yang takkan lagi percaya karena Anda pernah melakukan hal-hal yang tidak Jujur, pada waktunya nanti, mereka akan melihat sendiri upaya Anda.
Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikuti Anda.
Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejar Anda.
Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersama Anda.
Teruslah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemani Anda.
Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan.
Salam Sukses,

Gandhi dan Sepatunya

Saat Gandhi melangkah naik ke kereta suatu hari, salah satu sepatunya terlepas dan mendarat di salah satu bagian rel.

Gandhi tidak dapat mengambilnya, karena bertepatan dengan kereta yang sudah mulai berangkat.

Gandhi tiba-tiba melakukan sesuatu, hal yang mencengangkan rekan-rekannya.

Ia dengan tenang melepas sepatunya yang lain dan kemudian melemparkannya ke sepanjang jalur dan membuat sepatu itu mendarat dekat dengan sepatu pertama.

Sesama penumpang yang penasaran, bertanya, mengapa ia lakukan hal itu? Gandhi pun menjawab,

“Orang miskin yang menemukan sepatu tergeletak di  rel sana,  sekarang akan memiliki sepasang sepatu yang  dapat ia gunakan.”

Gandhi melakukan hal tersebut karena ia tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Dan ia melakukannya karena ingin membuat hasil, yaitu memberikan sepasang sepatu bagi orang lain. Karena, ia sendiri pun tidak akan mungkin hanya memakai satu sepatu tanpa pasangannya.

Bersyukur Dalam Segala Hal

Seorang kakek mengalami gangguan saluran kencing yg membuat ia tdk bisa (maaf) buang air kecil. Ketika penyakitnya makin parah dan kesehatannya makinmemburuk, ia terpaksa menjalani operasi. Operasi sukses & si kakek kini sdh bisa buang air kecil lagi. Menjelang pulang dari rumah sakit, dokter pun memberikan tagihan biaya operasinya.

Saat itu tiba2 sang kakek mulai menangis Dokter pun bingung dan bertanya: "Kenapa menangis kek? Jika biayanya terlalu mahal, kita bisa coba minta keringanan lagi". Kakek itu menjawab: "Tidak, saya tdk menangis utk itu, saya hanya teringat betapa selama 70 thn sebelum ini, Tuhan membolehkan saya buang air kecIl TANPA mengirimkan saya tagihan apapun".

Kita baru merasakan betapa ber-HARGA-nya Berkat Tuhan saat kita sudah kehilangan HAL tsb.

Sebaliknya, kita memilih untuk lebih sering memikirkan apa yg TIDAK kita miliki, TANPA meng-HARGAI apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Kita lebih suka menghitung MASALAH daripada menghitung BERKAT Tuhan yang sudah kita terima.

RENUNGKAN lah, bukankah ada terlalu banyak hal berharga yang kita dapatkan secara GRATIS setiap harinya?
- Kesehatan
- keluarga
- pasangan hidup
- waktu
- kerukunan
- kegembiraan

Dan terutama Keselamatan yg kita dapat di dalam Tuhan. Semua itu adalah hal2 yg sesungguhnya tidak dapat kita beli dgn "uang", bahkan tdk bisa kita dapatkan meski sekeras apapun usaha kita.

Itulah alasan mengapa kita harus selalu BERSYUKUR dalam SEGALA HAL kepada TUHAN, karena DIA sungguh teramat SANGAT BAIK kepada kita.Kita bersyukur BUKAN SUPAYA kita diberkati, melainkan karena kita SUDAH sangat diberkati oleh Tuhan...

Rabu, 04 Juni 2008

Puisi Indah Dari Rendra

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh
Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.

Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
"aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

WS.Rendra

Senin, 14 April 2008

Terserah Anda

Terserah Anda

Sebuah lagu bisa memecahkan waktu,

Sekuntum bunga bisamembangun mimpi.

Sebatang pohon bisa membuat hutan,

Seekor burung bisa menggemparkan musim semi.

Seulas senyum mengawali persahabatan,

Sebuah tepukan tangan mengangkat jiwa.

Sebuah bintang dapat memandu kapal dilautan,

Sebuah kata bisa mendasari sebuah keputusan.

Satu suara bisa bisa berubah menjadi sebuah pendapat,

Secercah matahari bisa menerangi ruangan.

Sebatang lilin bisa mengusir kegelapan,

Sebuah tawa bisa menguasai rasa gundah.

Satu langkah pasti awal dari perjalanan,

Sebuah kata pasti bisa merupakan awal dari doa.

Sebuah harapan akan mengangkat semangat kita,

Satu sentuhan menunjukkan kepedulian Anda.

Satu suara bisa berbicara dengan bijaksana,

Sebuah hati bisa mengetahui makna kebenaran,

Sebuah kehidupan bisa membuat perbedaan,

Anda tahu, semuanya terserah Anda